Selasa, 15 Juni 2010

HUKUM MELANGGAR PERATURAN LALU LINTAS













Syaikh Bin Baaz Rahimahullah ditanya:

“ Apa hukum Islam terhadap seseorang yang melanggar peraturan lalu lintas, misalnya melanggar rambu-rambu lampu merah ?”

Syaikh Bin Baaz Rahimahullah menjawab:

لا يجوز لأي مسلم أو غير مسلم أن يخالف أنظمة الدولة في شأن المرور لما في ذلك من الخطر العظيم عليه وعلى غيره ، والدولة وفقها الله إنما وضعت ذلك حرصا منها على مصلحة الجميع ودفع الضرر عن المسلمين

فلا يجوز لأي أحد أن يخالف ذلك ، وللمسؤولين عقوبة من فعل ذلك بما يردعه ، وأمثاله ، لأن الله سبحانه يزع بالسلطان ما لا يزع بالقرآن ، وأكثر الخلق لا يردعهم وازع القرآن والسنة ، وإنما يردعهم وازع السلطان بأنواع العقوبات وما ذاك إلا لقلة الإيمان بالله واليوم الآخر ، أو عدم ذلك بالنسبة إلى أكثر الخلق كما قال سبحانه { وما أكثر الناس ولو حرصت بمؤمنين } نسأل الله للجميع الهداية والتوفيق .

“ Tidak diperbolehkan bagi siapa saja baik muslim maupun non muslim untuk melanggar peraturan pemerintah dalam lalu lintas karena hal itu dapat menyebabkan bahaya yang besar bagi dirinya dan orang lain. Pemerintah –semoga Allah memberi taufik kepadanya- menetapkan peraturan tersebut karena keinginan yang kuat untuk memberi kemaslahatan bagi seluruhnya dan menolak kemudharatan bagi kaum muslimin.

Maka tidak diperbolehkan bagi siapa saja untuk melanggarnya, dan yang menangani hal tersebut menetapkan hukuman bagi pelakunya agar membuatnya jera dan yang semisalnya. Sebab Allah Subhaanahu wata'ala, dapat mencegah orang berbuat kejahatan dengan penguasa yang dia tidak jera dengan Al Qur’an. Banyak manusia tidak membuat mereka jera dengan nasehat Al Qur’an dan As Sunnah, namun yang membuat mereka jera adalah penguasa dengan menerapkan berbagai macam jenis hukuman. Hal ini disebabkan karena lemahnya iman kepada Allah dan hari akhir, atau bahkan tidak memiliki iman sama sekali jika melihat mayoritas manusia. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

“ Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS.Yusuf:103)

Kami memohon kepada Allah semoga diberi hidayah dan taufik kepada semuanya.

(Dari kitab fatawa islamiyyah: 4/536)

HUKUM TIDAK MENGKAFIRKAN YAHUDI DAN NASHARA

Syaikh Bin Baaz rahimahullah ditanya:

Apa hukum orang yang tidak mengkafirkan Yahudi dan Nashara?

Beliau menjawab:

Dia sama seperti mereka. Barang siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang kafir maka dia sama seperti mereka. Tanda beriman kepada Allah adalah mengafirkan orang yang mengingkarinya.Oleh karenanya, terdapat dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

من وحد الله وكفر بما يعبد من دون الله، حرم مـاله ودمـه وحسابه على الله

“ Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mengingkari apa saja yang disembah selain Allah, maka haram harta, darah dan hisabnya diserahkan kepada Allah.”

(HR, Muslim, Kitabul Iman Al-Amru Biqitalin Naas, no:23)

Allah Azza Wajalla berfirman:

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“ Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS.Al-Baqarah:256)

Maka wajib beriman kepada Allah, mentauhidkan-Nya, ikhlas hanya untuk-Nya, meyakini keimanan kaum mukminin dan wajib mengkafirkan orang-orang kafir yang telah sampai kepada mereka syariat namun mereka tidak beriman seperti Yahudi, Nashara, Majusi, Komunis, dan yang lainnya yang ada dihari ini dan sebelumnya, dari yang telah sampai kepada mereka risalah Allah namun mereka tidak beriman, maka dia termasuk penghuni neraka dan kafir.

Kami memohon keselamatan dari Allah.

(Kumpulan Fatwa dan Makalah, Jilid 28)



Senin, 14 Juni 2010

Bukti Kebesaran Allah dan Kebenaran Al-Qur’an,update terakhir tanggal 25 Feb 2007

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]

Foto Kebesaran Allah SWT

Tidak semua peristiwa alam dapat dijelaskan dengan akal. Dalam koleksi ini disajikan keajaiban alam. Koleksi ini dikumpulkan sedikit demi sedikit dari internet. Jika anda merasa dapat memberikan tambahan keterangan pada koleksi di bawah ini, silahkan beri komentar anda !. Mohon bersabar apabila agak lambat, karena fotonya ditampilkan semuanya.

Rabu, 19 Agustus 2009

Puasa Oke...

Merubah suatu kebiasaan memang sulit, apalagi kalau kebiasaan itu memang sejalan dengan keinginan dan kesenangan nafsu. Seperti sholat tidak dengan berjamaah, tidak biasa puasa sunnah, tidak biasa melakukan hal positif dan baik, dll, tentu akan sulit dan merasa sangat berat bila harus melakukan hal-hal tersebut. Nafsu akan memberontak dan setan akan terus berupaya menghalangi-halangi, dengan berbagai macam.

Dalam Islam ada bulan-bulan yang dimulyakan oleh Allah. Tentu, bulan-bulan itu, masing-masing mempunyai keistimewaan tersendiri. Dalam bulan-bulan tersebut kita diajurkan untuk memperbanyak membaca istighfar, membaca al-Qur’an, membaca shalawat, berpuasa sunnah, dan memperbanyak amalan baik, sebagaimana dicontohkan oleh para salafuna as-shalih.

Melakukan amalan sunnah, adalah upaya kita dalam melestarikan hal-hal baik seperti dicontohkan para salafuna as-shalih berdasarkan pada perilaku Rasul (as-sunnah). Amalan sunnah adalah merupakan benteng pertahanan agar orang tidak mudah tergoda dan terjerumus oleh bujuk rayu setan yang senantiasa mengajak manusia untuk lalai dan meninggalkan amalan baik dan amalan wajib. Dengan terbiasa puasa sunnah orang tidak akan lagi merasa berat manakala datang kewajiban berpuasa di bulan ramadha. Orang yang terbiasa melakukan sholat sunnah qobliyah, ba’diyah, tahajjud, dhuha, dll, maka dengan sendirinya dapat mengontrol nafsunya untuk tidak lagi meninggalkan sholat-sholat wajib.

Merubah suatu kebiasaan memang sulit, apalagi kalau kebiasaan itu memang sejalan dengan keinginan dan kesenangan nafsu. Seperti sholat tidak dengan berjamaah, tidak biasa puasa sunnah, tidak biasa melakukan hal positif dan baik, dll, tentu akan sulit dan merasa sangat berat bila harus melakukan hal-hal tersebut. Nafsu akan memberontak dan setan akan terus berupaya menghalangi-halangi, dengan berbagai macam.


Proses pembiasaan seperti ini sangat penting, karena dengan terbiasa amalan baik, orang tidak akan merasa berat, malas dan capek dalam melakukan ibadah dll. Seperti disebutkan dalam pepatah Jarab (Jawa Arab), “kullu syai’in minal biasa”, (segala sesuatu itu tergantung dari kebiasaannya)

Berkaitan dengan hal ini, Allah telah membuat schedule ibadah yang sangat apik dan rapi agar manusia terbiasa melakukan kesunnahan sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masng. Dalam puasa misalnya, ada puasa tahunan, seperti Rajab, Asyura’, Arafah, Tarwiyah, Muharram, dll; ada puasa bulanan seperti ayyamul bidl (hari-hari terang), yaitu pada tanggal 13 hingga 15 pada tiap bulan hijriyah; dan mingguan dengan puasa senin dan kamus. Ada pula puasa rutinan seperti puasanya Nabi Dawud, yakni puasa setahun penuh, dengan sehari puasa, dan sehari tidak, secara bergantian. Yang jelas, masing-masing mempunyai keutamaan. Begitu juga dengan Shalat, ada yang tahunan, mingguan, dan harian.

Semua itu tidak lain agar kita terbiasa, mampu dan mau melakukan amalan-amalan sunnah sesuai dengan porsi dan kekuatan masing-masing. Sebab dengan membiasakan diri dengan melakukan amalan-amalan sunnah, maka akhirnya kita akan merasa bahwa itu bukan semata-mata perintah, tapi sudah merupakan kebutuhan sehari-hari, juga sebagai upaya kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.

Selasa, 23 Juni 2009

Bismillah.

Menjelang acara yang menjadi sorotan akhir-akhir ini dimana orang-orang jahil biasa menyebutnya dengan istilah “pesta Demokrasi” (baca: Pesta syaithon/thagut) atau Pemilu. Dikatakan Pesta thagut/syaithon karena sistem ini bersumber dari negeri kafir. Sistem ini pun telah merasuki pemikiran orang orang awam sehingga mereka akan berfikir bahwa demokrasi adalah hukum yang berasal dari hukum islam. Ana sebagai saudara sesama muslim terdorong untuk menasihati saudara-saudaraku yang masih menjadi korban dari “pesta Syaithon ini.

Berhukum dengan syariat Islam.

Saudaraku..

Jika kita menyebut diri sebagai seorang muslim yang beriman sudah sepatutnya kita mengakui dan meyakini bahwa hanya dengan syariat islam keadilan, kemakmuran, kesejahteraan dapat tercipta. Maka dari itu segala permasalahan yang timbul dalam perkara agama dikarenakan kebodohan kita haruslah dikembalikan kepada Alqur’an dan Hadist Nabi yang shohih. Sebagaimana Allah berfirman:

“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih dan lebih baik akibatnya.”

(QS An-Nisa’ : 59)

Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam menafsirkan ayat ini berkata “ini adalah dalil qath’i yang menunjukan wajibnya mengembalikan semua perselisihan yang terjadi dikalangan manusia dalam masalah agama kepada Allah dan Rasul-Nya tiada kepada selain Allah dan Rasul-Nya.”

Karena agama ini telah sempurna sesuai dengan risalah Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam,

“…pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku ridhoi islam sebagai agamamu kalian…”

(QS. Al-Maidah : 3)

Maka wajib kepada kita sebagai seorang muslim untuk berhukum dengan hukum Syariat islam (hukum Allah). Banyak sekali nash-nash yang menjelaskan tentang perkara ini :

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang ada sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.”

(QS.Al-Maidah : 48)

Al-Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullahuta’ala berkata “Maksudnya Hukumilah wahai Muhammad antara manusia baik yang Arab maupun yang ‘Ajam, baik ahli kitab maupun selain mereka dengan apa yang diturunkan oleh Allah kepadamu di dalam Kitab yang agung ini”

(Tafsir Al-Qur’anul-Azhim;2/83)

“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq….”

(QS. Al-Maidah : 47)

Imam Shiddiq Hassan Khon Rahimahullah berkata : “Yaitu barang siapa yang tidak berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam adalah orang orang yang keluar dari ketaatan.”

Maka daripada itu wahai saudaraku, demi karena niatan menyelisihi Demokrasi sudah selayaknya kita tidak menyibukkan diri kita mengikuti kegiatan kegiatan seputar pemilu apalagi ikut andil dalam pencoblosan. Karena itu akan sangat membuang waktu kita, Allah pun takkan mencatat kegiatan itu sebagai kegiatan yang berpahala, karena aktivitas yang mendapatkan pahala Allah hanyalah aktivitas yang berkenaan dengan ibadah yang Syar’i sesuai dengan yang telah Allah tetapkan. Sibukkanlah dirikita dengan menghisab diri kita masing-masing, dengan cara ini insya Allah keadaan negeri kita akan berubah. Karena sesungguhnya yang menyebabkan baik atau buruknya suatu Negara adalah karena rakyatnya, jika rakyatnya jahil/bodoh maka pemimpin yang lahir pun akan seperti itu, sehingga Demi Allah tidak akan pernah ada perbaikan sampai hari kiamat. Namun jika rakyat dalam suatu Negara adalah rakyat yang taat, alim, selalu mencintai Sunnah Rasulullah Shalallahua’alaihi Wasaalam niscaya dengan izin Allah Negara tersebut akan menjadi Negara yang tumbuh baik. Sesuai dengan Firman Allah :

“Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri”

(Ar-ra’d:11)

FAKTA KECURANGAN DEMOKRASI

1. Dilandaskan diatas partai-partai yang berseteru

Islam tidak pernah mensyriatkan sesama muslim untuk saling berseteru apalagi saling menjatuhkan satu sama lain, kalaupun ada perbedaan pendapat maka semua haruslah dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai….” (QS. Ali Imron : 103)

2. Yang membuat peraturan/undang-undang dalam demokrasi adalah perwakilan rakyat

Sedangkan yang berhak Membuat aturan hanyalah Allah Azza wa jalla dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam lah yang menyampaikan syariat.

3. Pemimpin terpilih adalah yang mendapat mayoritas suara

Sedangkan pemilihan dalam hukum islam adalah dengan musyawarah ahlul halli wal ‘aqdi dalam memilih pemimpin sebagaimana Sahabat Ridhuanul Ajma’in menerapkannya ketika memilih AbuBakar sebagai Khalifah pertama dst.

4. Demokrasi memberikan persamaan mutlak antara wanita dan laki laki

Syariat islam hadir untuk memberi persamaan antara laki-laki dan wanita dalam banyak hukum namun juga membedakannya dalam berbagai hukum seperti warisan, persaksian, diyat, aqiqoh, dll. Sedangkan di dalam demokrasi laki laki dan wanita mutlak disamakan.

Serta masih banyak lagi kebobrokan sistem Syaithon ini.

Akhirul kallam,

Wahai Saudaraku telah terbukti bahwa Demokrasi bukanlah hukum Allah, serta Demokrasi memberi dampak yang sangat mudharat kepada kita semua. Maka wajib bagi kita untuk menjauhi segala kemudharatan. Isilah waktu kalian untuk kegiatan yang lebih berarti daripada untuk mengikuti pesta syaithon.

Wallahu’alam bis shawab.

Jumat, 12 Juni 2009

Perih dan pilu ketika kau mengandungku

Meregang, mengerang ketika kau melahirkanku
Tapi ada seyum tulus di wajahmu
Seyum bahagia atas lahirnya anak tercinta
Merah merona bagai mawar di taman syurga

Ya Allah, Astagfirullah…

Bukankah syurga di bawah telapak kaki ibu Bukankah dia yang pertama kali harus kucinta setelah Engkau dan rasulMu Maafkanlah diriku ibu Maafkanlah anakmu yang durhaka ini Ingin rasanya kucium tanganmu ibu Ingin rasanya kupeluk dirimu Dan kubisikkan di telingamu “Aku sayang padamu ibu….

Ya Allah…
Izinkanlah aku berbakti pada ibuku
Walau cuma sekali dalam hidupku
Sebelum kau pisahkan aku dengan ibuku…

Rabu, 10 Juni 2009

5 Tips Menjadi Seorang Pemimpin

SUNGGUH menyenangkan rasanya bila berada di posisi puncak dalam sebuah perusahaan. Memang bukan sebuah hal yang mudah dan bisa diperoleh dalam waktu sekejap, tetapi butuh banyak perjuangan dan kerja keras yang harus dilewati.

Seperti yang dilansir dari career builder, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan terlebih dahulu sebelum menuju posisi puncak. Apa saja?
1. Bisa mengatasi seluruh risiko dari permasalahan yang ada di kantor
2. Keahlian berbisnis
3. Menjadi motivator
4. Stamina yang selalu terjaga
5. Mengambil keputusan yang tepat

Tip Mendidk anak Cerdas dan berakhlak


1. Orangtua, ayah atau ibu harus mengaji. Menuntut ilmu – berguru ilmu agama pada ulama, kiai yang mumpuni dalam bidang agama.

2. Rajin sedekah.

3. Berusaha meneladani anak dengan akhlak baik.

4. Bisa menempatkan diri.

5. Banyak membaca sholawat nabi.

Jika kelima tips tersebut diamalkan Insya Allah akhlak anak jadi mulia, cerdar dan pintar. Ini jaminannya Allah dan Nabi SAW. Buktikan dan Selamat mengamalkan.